Hi, guest ! welcome to Livebebetter!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Minggu, 13 September 2009

Pelayanan Profetik dan Apostolik

Pelayanan Profetik Apostolik
Oleh Daniel Susanto S.Th

Beberapa tahun belakangan ini, jemaat Tuhan mendapatkan sebuah istilah baru, yaitu; Pelayanan Profetik dan Apostolik. Pelayanan seperti apakah itu?

Beberapa gereja mengkaitkannya dengan sebuah pelayanan Pujian dan Penyembahan (Praise and Worship), tidak heran ketika seorang anak muda dari salah satu gereja yang telah melakukan pelayanan Profetik dan Apostolik tersebut ditanya, dia menjawab dengan mantap bahwa pelayanan Profetik adalah Praise and Worship! Ada lagi yang mengatakan pelayanan nubuat, sedikit benar.

Apakah benar demikian?
Pelayanan Profetik dan Apostolik, dua kata yang ini memang memiliki keterkaitan. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Yunani. Dari kata yang pertama kita mendapat yang dalam bahasa Inggris disebut “prophet” atau nabi dan kata yang kedua Apostolik (apostle) memiliki arti utusan atau orang yang diutus (rasul).

Pelayanan Profetik Apostolik dalam Perjanjian Lama.

Pelayanan Profetik Apostolik pada zaman Perjanjian Lama lebih terlihat dengan jelas ketika Kerajaan Israel pecah (Utara dan Selatan). Selama terpecahnya Kerajaan tersebut, keadaan rakyat Israel semakin memprihatinkan. raja dan para pembesar korup, kesejahteraan bangsa tidak dipikirkan. Sikap masa bodoh dengan orang lain semakin kuat. Hidup mereka jauh dari perjanjian dengan Allah.

Melihat kondisi Allah membangkitkan dan mengutus seseorang nabi untuk memperingkatkan para pembesar dan raja. Tugas mereka adalah membawa sebuah pesan dan meneriakkan; perlunya pertobatan, kepedulian terhadap masalah sosial, mengasihi rakyat kecil (wong cilik), dll. Bahkan mereka rela menderita dan keluar dari zona nyaman mereka. Ada pula nubuatan yang diucapkan, sebuah pemulihan dan kedatangan Mesias.

Pelayanan Profetik Apostolik Dalam Perjanjian Baru.

Nubuatan tentang Mesias telah digenapi di dalam Yesus. Ketika Yesus masih di bumi Dia memilih para rasul-rasulNya agar ketika Dia naik ke Sorga tugas mereka adalah untuk menyampaikan berita tersebut. Seorang rasul bernama Petrus dalam suratnya mengingatkan semua orang yang telah percaya kepada Yesus bahwa tugas mereka adalah juga menjadi utusan (apostolik) menyampaikan berita tentang Mesias, yaitu Yesus.

Seorang yang lain lagi bernama Yakobus (dikenal sebagai Yakobus muda) dan rasul Yohanes dalam suratnya juga mengingatkan bahwa kita adalah pembawa pesan tentang kepedulian terhadap sesama, mengasihi orang-orang yang termarginalkan. Sebagaimana para nabi di zaman Perjanjian Lama yang rela menderita, para rasul pun memiliki sifat yang sama. Mereka rela menderita bahkan sekalipun maut ancamannya.

Masa Sekarang

Pemahaman akan pelayanan yang bersifat Profetik dan Apostolik, agaknya mulai terdistorsi. Banyak dari jemaat bahkan "hamba tuhan" yang mengajarkannya pun kurang memahaminya. Sudah menjadi tugas kita semua untuk meluruskan pemahaman yang benar tentang pelayanan Profetik dan Apostolik.

Pelayanan Profetik (kenabian = menyampaikan suara kenabian) dan Apostolik bagaimanakah yang ada sekarang ini, apakah pelayanan hanya sebatas “berjingkrak-jingkrak” saja yang disebut pelayanan Profetik Apostolik?

Gereja harus menyuarakan suara kenabiannya; menyuarakan pertobatan kepada para pemimpin bangsa, mengingkat masyarakat akan bahaya dari ketamakan. Berusaha juga dengan aktif dan tanggap akan masalah sosial, pendidikan, mengentaskan kemiskinan, dll. Sekalipun, semua yang kita lakukan mungkin dicurigai, ditentang dan bahkan resikonya adalah penderitaan bagi kita.

Masih adakah pelayanan yang menyerukan pertobatan, menyerukan bahwa kepedulian terhadap masalah sosial adalah bagian pelayanan gereja dan mengutus jemaatnya untuk dapat menjadi pembawa-pembawa pesan pertobatan, pemulihan dan mengaplikasikan kasih dengan peduli terhadap sesamanya, sekalipun zona nyaman kita yang dipertaruhkan?

Mari kita sama-sama belajar dan berdoa agar Tuhan Yesus memampukan kita

Rabu, 12 Agustus 2009

Komputer dan Otak Kita
oleh: Daniel Susanto S.Th


Peradaban dan Kepandaian manusia selalu berubah dan berjalan seiring dengan berlalunya waktu. Barangkali di antara kita ada yang ingat dengan pelajaran sejarah ketika di bangku SMP dulu. Dalam pelajaran Sejarah, kita diperkenalkan dengan apa yang dinamakan zaman batu, zaman besi, zaman perunggu dan lain sebagainya. Pada setiap zaman-zaman tersebut, telah tercipta sebuah teknologi sederhana yang dapat mendukung kehidupan dan menjadi status perkembangan peradaban manusia.

Teknologi sederhana yang dimiliki manusia saat itu, lambat laun semakin berkembang. Mengapa disebut teknologi sederhana karena memang sangat sederhana. Kepandaian dan pola pikir mereka serta persoalan yang mereka jumpai saat itu, mengkondisikan mereka membuat alat-alat bantu (sederhana) bagi kegiatan mereka sehari-hari.

Seperti halnya hasil dari ekscavasi / penggalian-penggalian tim Arkeologi. Pernah ditemukan sebuah mata tombak terbuat dari batu. Dilain waktu, hasil penggalian di suatu tempat menemukan beberapa perkakas yang terbuat dari tembaga, besi, perunggu dll.

Zaman semakin berubah. Cara berpikir manusia pun berubah. Jika pada Zaman Purba pola hidup dan berpikir manusia dapat dikatakan sangat sederhana. Maka, saat ini kehidupan dan pola berpikir manusia semakin komplek.

Embrio Kompleksitas kehidupan manusia secara perlahan, namun pasti semakin terlihat. Sebagai contoh dari segi Kependudukan dan Pemerintahan, yang dulu Nomadik (berpindah), perlahan berubah menjadi Monarki (Kerajaan). Dari bentuk Monarki dengan perlahan pula berubah menjadi Republik.

Begitu pula jika dilihat dari segi sosial - ekonomi yang dulunya memiliki pola hidup Beragraria - Maritim, berubah kepada kehidupan Industrial. Kini Era di mana kita hidup, disebut sebagai Era Informasi dan Telekomunikasi. Zaman terus berubah dan pola pikir manusia semakin kompleks.

Berhubungan dengan zaman Telekomunikasi dan Informasi tersebut, berbagai alat elektronik tercipta melalui kompleksitas pikiran manusia yang dikelola oleh organ tubuh bernama otak. Bahkan ada sebuah benda tercipta, yang mirip (walaupun tidak identik) dengan kompleksitas otak manusia itu sendiri. Benda atau alat itu disebut komputer.

Kesamaan Cara Kerja Komputer dan Otak kita

Belakangan ini, saya senang membaca majalah dan tabloid yang membahas tentang seputar dunia komputer. Ada sesuatu yang menarik dan membawa saya kepada kontemplasi pribadi, ketika mengamati proses kerja komputer. Resume dari hasil kontemplasi saya itu adalah demikian; saya menemukan bahwa lebih kurang ada beberapa hal cara kerja Komputer yang dapat disejajarkan dengan kondisi otak kita.

Prinsip Kerja Komputer
Input – Loading Data
Saving – Memorizing Data
Searching Data
Account Data

Problem Komputer
Overload
Expire Date
Virus
Hilangnya data
Hang

Otak Kita
Input – Loading Informasi
Saving – Memorizing
Searching – Informasi
Account Informasi

Problem Otak kita
Overload
Faktor Usia
Penyakit
Dimensia / Pikun
Vertigo

Sebagaimana otak kita, jika sedang mengalami beban pikiran yang terlalu banyak, kadang kita mengalami pusing dan sakit kepala. Sehingga kita tidak dapat berpikir secara maksimal.

Komputer pun demikian. Oleh karena itu, Komputer memerlukan bantuan berupa alat untuk menyimpan data-data; USB, Disket, CD, atau harddisc eksternal. Agar setiap data dapat dipindahkan dan sistem kerjanya tidak berat. Selain itu, dalam jangka waktu tertentu kita perlu mendefragmenter harddisk agar kembali kepada susunan yang baik.

Jauh sebelum komputer diciptakan, ada seseorang yang bernama Musa. Dia begitu kewalahan menghadapi sekian banyak persoalan yang dialami bangsa Israel. Beruntung Musa memiliki bapak mertua yang baik dan bijaksana, bernama Yitro. Sehingga ketika keadaan otaknya hampir “overload,” Yitro memberikan saran yang baik dan bijaksana agar Musa dapat mendelegasikan sebagian tugasnya kepada orang-orang yang berkompeten dan memiliki roh takut akan Tuhan.* Dari peristiwa itu kini kita mengenal sebuah istilah “Managemen Yitro.” Yitro memandang persoalan yang dihadapi oleh Musa dari sudut pandang Kepemimpinan

Manusia juga memerlukan bantuan,
apalagi dikatakan tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri.* Baik Musa maupun kita semua, memerlukan bantuan orang lain untuk menolong pekerjaannya. Selain pertolongan dari orang lain, keseimbangan kerja dan beristirahat perlu juga kita jaga, agar memori otak kita dapat ter”defragmenter.” Sehingga pikiran dan tubuh kita dapat kembali fits dan dalam kondisi prima.

Dipandang dari sisi yang lain, dari sudut pandang “pengikut” (followers). Sebagaimana USB, Disket, CD dan harddisc ekternal yang juga tidak kebal terhadap virus. Jika alat-alat tersebut terinfeksi oleh Virus, maka ketika alat-alat tersebut dihubungkan kepada komputer induk yang terjadi adalah akan memperberat kerja komputer induk itu sendiri. Bahkan lebih buruk lagi merusak sistem dari program yang terdapat di komputer.

Demikian juga para pengikut, orang-orang yang dipimpin tidak kebal terhadap input-input atau pengaruh negatif di sekitarnya. Oleh karena itu, tidak sedikit para pemimpin dibuat sakit kepala. Tidak sedikit operasional dari sebuah organisasi tersendat, karena ada beberapa oknum yang tidak bersinergi atau bahkan merusak sistem kerja yang ada.

Solusi untuk persoalan tersebut adalah sebagaimana komputer dalam jangka waktu tertentu harus di up-grade. Perlu dibersihkan dari program-program yang tidak perlu dan juga virus. Otak kita perlu juga di up-grade dari pemikiran-pemikiran negatif. Sehingga kita akan membawa kebaikan bagi semua yang ada di sekitar kita.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. (Filipi 4:7-9)

Selamat Ulang Tahun Negeriku

Kamis, 01 Januari 2009

Akhir dari yang Lalu, Perjuangan Hari Ini dan Harapan yang Baru

Akhir dari yang Lalu, Perjuangan Hari Ini dan Harapan yang Baru
Oleh: Daniel Susanto S.Th


Ungkapan tentang masa lalu, masa kini dan masa depan sudah tidak asing bagi telinga kita. Seringkali kita mendengar frase-frase tersebut. Tidak jarang juga pada saat-saat tertentu, kita enggan untuk mendengar ungkapan-ungkapan itu.

Ya,… memang frase-frase itu dapat memiliki banyak makna. Bagi sebagian orang, masa lalu bisa membawa sebuah luka yang lama kembali naik ke permukaan.

Bagi yang lain lagi, masa lalu dapat membawa rasa bahagia, jika dibandingan dengan masa sekarang.

Bahkan bagi orang-orang tertentu, masa lalu itu hanya merupakan pengulangan-pengulangan pengalamannya, tetapi dalam bentuk yang berbeda, di masa kini dan akan datang. Oleh karena itu, mereka tidak ambil pusing dengan masa lalu, kini dan akan datang.

Jika demikian halnya tentang “masa lalu, kini dan akan datang,” bagaimanakah seharusnya kita memandang hal-hal tersebut?

Ada sebuah pepatah mengatakan; Hari ini ada karena hari kemarin (yang lalu) dan hari depan dapat disambut dengan gemilang jika kita menengok hari yang lalu. Seorang yang lain mengatakan bahwa, masa kini akan menjadi masa lalu dan masa depan akan menjadi masa kini, jika kita telah memasukinya. Atau dengan kata lain; masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah perjuangan dan masa yang akan datang adalah harapan.

Barangkali ada yag seperti saya dan bertanya; “apa maksud dari pepatah tersebut?”

Setelah saya merenungkan dengan cukup dalam mengenai “masa lalu” sepertinya saya setuju dengan pepatah yang mengatakan; masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah perjuangan dan masa yang akan datang adalah harapan.

Memang benar, masa lalu adalah sebuah sejarah. Sejarah akan kegagalan dan keberhasilan kita. Masa kini adalah perjuangan agar kegagalan yang lalu tidak terulang dan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan menjadi lebih baik. Masa yang akan datang adalah sebuah harapan. Harapan akan keberhasilan yang hendak dicapai. Harapan untuk dapat tidak melakukan kegagalan yang lebih parah dari yang lalu dan juga saat ini.

Entah bagaimana pemahaman Anda mengenai ketiga hal tersebut (Masa lalu, masa kini dan akan datang). Tetapi, ada baiknya Anda mulai menevaluasi hal-hal tersebut dalam hidup Anda. Sehingga hidup Anda akan semakin berarti dan berguna baik, bagi diri sendiri, orang lain dan terutama Tuhan.

Selamat Tahun Baru......!!!