Hi, guest ! welcome to Livebebetter!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Sabtu, 15 September 2012

Ketika Jawaban dari Permohonan kepada Tuhan, berbeda dari yang diharapkan.

Ketika Jawaban dari Permohonan kepada Tuhan, berbeda dari yang diharapkan.
Daniel Susanto S.Th

Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.  Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.  Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.  Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."  Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."  Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (Markus 7:24-30).

Pernahkah kita jenuh dalam doa?
Jika tidak Haleluyah Puji Tuhan!  Namun jika pernah, mengapa? Pasti ada segudang alasan pernah kita dengar bersama mengenai hal ini. 

Sebetulnya hanya ada satu alasan kenapa seseorang menjadi jenuh berdoa, yaitu tidak yakin doanya di jawab atau tidak, jika ada alasan lainnya hal itu hanyalah efek samping dari ketidak yakinan orang tersebut apakah doanya dijawab oleh Tuhan.

Marilah kita belajar dari teks Markus 7:24-30 di atas mengenai seorang wanita kebangsaan Siro-Fenisia.   Ia tidak mempedulikan jawaban apa yang akan dia dapatkan.  Namun ia mengutarakan permohonannya kepada Tuhan Yesus.  ia tidak pernah berpikir kalau jawaban yang di dapat akan berbeda dengan  apa yang diharapkannya.  Yang ia tahu adalah, permohonan kepada Tuhan harus disampaikannya.

Pertama, wanita Siro Fenisia tersebut menyadari bahwa perjumpaannya dengan Tuhan adalah sebuah hal istimewa.  Oleh karena itu waktu tersebut adalah sangat berharga dan ia memanfaatkan saat tersebut dengan mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan.

Elmer L. Towns  mengatakan; Jangan cemas karena doa yang belum dijawab, tetapi cemaskanlah doa yang tidak (pernah) dipanjatkan. 

Namun Justru sekalipun doa belum terjawab dan selagi waktu tersebut dianugerahkan kepada kita. Kita harus setiap saat berdoa. 
Liputan6.com, Senin 18 Juni 2012 mencatat penelitian yang dilakukan oleh bagian Kosmologi universitas Cambridge yang mengatakan bahwa waktu bisa melambat dan akhirnya berhenti sama sekali.  Merujuk kepada teori Big-Bang…jika waktu dapat muncul, itu juga berarti waktu dapat menghilang. (bandingkan dengan Efesus 5:16 /Kolose 4:5b)

Perempuan Siro-Fenisia tersebut tidak menyia-nyiakan waktunya untuk berjumpa dengan Tuhan dan menaikkan permohonan bagi kesembuhan anaknya.  Bagaimanakah dengan kita?  Apakah kita juga akan memaksimalkan waktu ditengah-tengah kesibukan kita untuk datang berjumpa dengan Tuhan dan menaikkan isi hati kita kepadaNya?


Kedua, ia menyadari bahwa Tuhan pasti akan memberikan jawaban yang terbaik pada akhirnya mengenai permohonanan yang diutarakannya.  Sekalipun ia diijinkan menerima jawaban yang lain dari apa yang diharapkan apa mulanya.

Renungkanlah puisi berikut ini;
“Aku minta kekuatan agar aku mendapat, la memberi kelemahan agar aku taat. Aku minta kesehatan agar aku mengerjakan yang lebih besar, la memberi anugerah agar aku mengerjakan yang lebih baik. Aku minta kekayaan agar aku bahagia. la memberi aku kekurangan agar aku bijaksana.

Aku minta kuasa agar aku dipuja sesama. la membuat aku lemah agar rendah hati dan bergantung kepada-Nya. Aku minta segala sesuatu agar aku menikmati kehidupan. la memberi aku kehidupan agar aku menikmati segala sesuatu. Aku tidak selalu memperoleh apa yang kuminta, tetapi doaku selalu terjawab” (sahabatsyurgawi.net)
Firman Tuhan berulang-ulang mengingatkan kita untuk selalu berdoa.
Efesus 6:18b – berdoa setiap waktu dalam Roh.  Dalam kalimat “berdoa setiap waktu” secara implicit mengandung makna; ketekunan, kesabaran, semangat dan gairah. 
Wanita tersebut menyadari ia tidak boleh putus harapan. Sehingga ketika jawaban yang didapatnya berlainan dengan harapannya tetapi ia yakin pasti ada sesuatu yang Tuhan tetap sediakan bagi kebaikkan hidupnya.  “… Benar Tuhan, tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

St. Simeon Metaphrastis mengatakan: "Dia yang terbiasa untuk berdoa harus berjuang dengan segala ketekunan dan kecermatan, dengan segenap tenaga, perjuangan jiwa dan kerja keras tubuh, untuk tidak menjadi lesu dan menyerah kepada gangguan-gangguan di dalam pikirannya,… sementara pikirannya mengembara jauh entah dimana.  Namun hendaknya seseorang terlatih dalam kewaspadaan yang ketat, sehingga ketika pikirannya diserang oleh (banjir) hal-hal yang tidak berguna, ia tetap menguji dan menyaring semua hal itu, dan tetap teguh pada kerinduannya yang selalu untuk Allah….”   

Jadi, setiap waktu dan setiap saat, dimanapun kita berada kita harus luangkan waktu untuk dapat berjumpa dengan Tuhan melalui doa-doa kita. Dengan kata lain apapun situasinya kita harus tetap berdoa.  Dijawab dengan segera ataupun harus menunggu beberapa lama, kita harus tetap berdoa. Filipi 4:6 – doa dan permohonan dengan ucapan syukur

Mengapa? Karena sudah seharusnyalah kultur kita sebagai umatNya yang berbeda dengan orang-orang dunia.  Roma 12:12 – bertekun dalam doa, merujuk kepada konteks ayat 1 – jangan serupa dengan dunia ini…dstBegitu juga dalam Kolose 4:2 – bertekun dalam doa, merujuk kepada konteks 3:5, 12 menjadi manusia baru (pilihan Allah).  Sekalipun Allah Maha Kuasa dan Maha Tahu, Dia selalu ingin berkomunikasi dan berfellowship dengan kita. 

Selanjutnya dengan berdoa kita melatih “manusia rohani” kita.  Ada ruang spiritual di dalam otak kita (Brick Johnstone – Peneliti di Universitas Missouri, Liputan6.com,  21 April 2012).  Tuhan sudah merancang setiap individu memiliki sisi jasmani dan rohani.  Untuk memberi kekuatan pada jasmani kita kita memerlukan makanan dan nutrisi.  Dan untuk memberikan kekuatan pada sisi rohani, Firman Tuhan dan doalah yang kita butuhkan.
Karena doa melibatkan seluruh fungsi tubuh kita secara holistik, tubuh, roh dan pikiran.. I Kor. 14:14,15.  Yudas 20 – berdoa dalam Roh Kudus.

Dan akhirnya, doa juga menjadi sarana untuk mendukung saudara-saudara seiman yang memerlukan jamahan Tuhan.  Kembali kepada wanita Siro-Fenisia tersebut, ia menjadi sarana untuk anaknya yang memerlukan jamahan Kuasa Tuhan.  Selanjutnya kita mengetahui bersama bahwa wanita tersebut memperoleh kelepasan dan kesembuhan,

Bagaimanakah dengan kita semua, apakah kita sudah menjadi sarana dalam mendukung teman-teman yang sedang memerlukan pertolongan dari Tuhan?  Mari mulaikah berdoa saat ini.  Tuhan Memberkati kita semua.