Dari (Stadion) Olah Raga Hingga (Gedung DPR/ D) Panggung Politik, Adakah Sportifitas?
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Olah Raga, khususnya Sepak Bola sangatlah di minati oleh semua lapisan masyarakat; tua – muda, laki-laki – perempuan, golongan menengah ke atas – golongan menengah ke bawah.
Ketika sebuah pertandingan digelar, maka para supporter dari segala penjuru datang berduyun-duyun untuk memberi dukungan kepada timnya. Setiap orang atau kelompok pasti memiliki idolanya masing-masing. Dengan berbagai macam dan model aksesoris yang dikenakannya, mereka seakan tidak kenal lelah berteriak, berjingkrak ketika tim yang didukungnya sedang berlaga di tengah lapangan.
Patut disayangkan dari sikap para supporter Indonesia yang sarat dengan kebiasaan anarkisnya, sebuah sikap yang dipicu akibat ketidak-sportifan, baik supporter itu sendiri ataupun para pemain dan juga wasit jika salah satu tim yang didukungnya kalah. .
Hal serupa bahkan juga terjadi di dalam kehidupan politik Indonesia. Politik Indonesia jika diperhatikan mirip dengan dunia olah raga kita. Ketika pemilihan kepala Daerah saja misalnya. Kampanye digelar dan rombongan para pendukung dengan berbagai aksesoris serta kostum-kostum mereka, meneriakkan yel-yel kepada Sang Calon Pemimpin Daerahnya. Dari kubu oposisipun melakukan hal yang serupa, mereka tidak mau kalah seru dengan lawannya.
Tibalah, waktu pemungutan yang segera disusul penghitungan suara dan menyatakan hasil dari pemilihan tersebut. Apa yang terjadi? Ternyata keributan terjadi. Orang-orang yang telah berkorban, keringat, teriakan yel-yel, waktu untuk kampanye, bahkan uang barangkali, terkejut melihat dan mendengar hasil dari quick count. Mereka tidak terima dengan hasil pemilihan tersebut. Prediksipun mulai mereka cari, apakah ada kecurangan yang dilakukan oleh KPUD selaku wasit, atau sebab lain. Tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi kenyataannya Calon yang didukung telah kalah!
Mirip bukan antara Sepak Bola dengan Politik kita?! Sampai kapankah keadaan dan sikap kurang sportif ini bergaul erat dengan masyarakat dalam dunia olah raga dan politik kita?
Adalah menjadi PR kita bersama sebagai warga negara yang diam di negeri ini, baik dalam doa dan usaha menciptakan alam politik yang sehat dan sportif. Sehingga, alam politik dan juga olah raga kita menjadi semakin dapat mempertebal sikap sportifitas yang dewasa dalam kehidupannya.
Martin Luther:
ORA EST LABORA = Sembahyang / Berdoa adalah Berkerja / Berusaha
Celakalah negeri yang rajanya muda belia, dan para pembesarnya semalam suntuk berpesta pora.
Mujurlah negeri yang rajanya berwibawa, yang pembesarnya makan pada waktunya, tak suka mabuk dan pandai menahan dirinya.
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Selamat menyambut Pesta Demokrasi 2009!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar