Oleh: Daniel Susanto S.Th
Menurut KamusBesar.com, kejayaan adalah
kebesaran, kemasyuran, kemegahan. Atau
juga bias dikatakan dengan keberhasilan.
Berbicara tentang kejayaan atau
keberhasilan, pasti semua orang di dunia ini akan sangat tertarik. Contohnya; lebih banyak orang yang datang ke
dalam seminar-seminar motivasi dan financial dari pada ke persekutuan doa. Bahkan kalau seminar tersebut diadakan di
hari minggu dengan biaya yang sangat mahal.
Tidak sedikit yang mendaftar untuk menjadi peserta ketimbang pergi ke
gereja yang hanya memberikan kolekte sekedarnya.
Lebih parahnya lagi, gereja-gereja yang
mengajarkan doktrin tentang penyerahan hidup kepada Tuhan, menjadi saksi bagi
orang-orang di sekeliling kita.
Jumlahnya cenderung sedikit
dibandingkan dengan gereja-gereja yang menganut teologi prosperity
(kemakmuran).
Mengapa demikian? Karena mereka ingin
“Berjaya” ingin makmur, ingin terlepas dari kesengsaraan hidup. Karena prinsip
mereka berdasarkan Yohanes 10:10. “Yesus datang untung membawa hidup yang
berkelimpahan.” Ada benarnya pandangan
ini, tapi tidak mewakili seluruh kebenaran Alkitab.
Misi Tuhan Yesus datang kedunia bukan semata-mata
memberikan kelimpahan secara materi.
Tetapi lebih dari itu Tuhan mau memberikan kelimpahan surgawi yang kekal
sifatnya.
Tidak menjadi masalah apakah kita sebagai
orang percaya, memiliki mimpi untuk menjadi sukses atau Berjaya. Panggilan kita sebagai orang percaya melebihi
itu. Ada sebuah kekekalan menanti kita.
Namun tidak sedikit pula orang-orang
yang terjebak dalam keinginan untuk “Berjaya” dengan menghalalkan segala cara.
Bahkan mengorbankan orang lain untuk kesenangan pribadinya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Filipi mengajak jemaat tersebut agar meneladani kehidupan Kristus
(2:1-10).
Mari
kita renungkan perikop yang baru kita baca tadi:
I. Fokus pada hal-hal yang kekal (ay. 1:27-30)
1. Teguh berdiri dalam iman : dalam penderitaan atau pun tidak
II. Berani melepaskan hak pribadi kita (2: 6-7)
I. Fokus pada hal-hal yang kekal (ay. 1:27-30)
1. Teguh berdiri dalam iman : dalam penderitaan atau pun tidak
II. Berani melepaskan hak pribadi kita (2: 6-7)
1. Ayat 3, Tidak mencari
kepentingan pribadi (terjemahan NIV Do nothing out of selfish ambition…)
2. Ayat 4, Tidak Egosentris
“hanya memperhatikan kepentingannya sendiri (terjemahan NKJV not only for his
own interests).
Penutup
Akhirnya,
hanya dengan ketulusanlah kita dapat memperoleh “kejayaan” rohani; ketulusan
dalam mengikut Tuhan, ketulusan dalam melayani, ketulusan dalam tugas-tugas
yang kita emban dll, maka kita akan sanggup berkata seperti Paulus dan jemaat
Filipi…bersukacita dalam penderitaan yang Tuhan ijinkan bagi kita..itulah
Kejayaan Rohani, itulah Kemegahan yang bukan Lahiriah…Amin.
1 komentar:
Amin... dengan IMAN Dan keberanian makan kita akan mendapatkan yang tidak pernah kita bayangkan
..GBU all
Posting Komentar