Belajar dari Kisah Petrus
oleh: Daniel Susanto S.Th
2 Peter 1:
1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
Banyak orang ingin meraih sukses, itu baik!
Tidak ada seorangpun yang ingin kehidupannya gagal, itu benar!
Kegagalan adalah akhir dari segalanya, tidak!
Keberhasilan dan kegagalan bersifat permanen? Belum tentu!
Hal positif dari Petrus.
Berani (Mat 26:35, 51),
Kekurangan Petrus
Cepat Frustasi (Matius 26:70)
Apakah Petrus gagal?
Jawab tidak! Petrus mengalami kebangitan kembali dalam Roh, Intelektual dan Karakter.
Bagimana Petrus dapat bangkit dari kegagalannya
Yoh. 21:1-19
1. Petrus mendapat belas kasih Tuhan
2. Petrus Merespon hadirat Tuhan dengan baik (Yoh. 21:7)
3. Petrus membuka hatinya untuk dipulihkan oleh Tuhan ( Yoh. 21:15, 16, 17, 19, 22)
Penutup
Saat ini jika ada yang merasa telah gagal dan ingin dipulihkan datanglah kepada Tuhan Yesus, Belas kasihNya yang telah Petrus terima, juga diperuntukkan untuk kita. Datang kepada Dia……………….Tuhan akan memulihkanmu
Rabu, 29 Oktober 2008
Tantangan Umat Tuhan di Era Postmodern
Tantangan Umat Tuhan di Era Postmodern
I Timotius 4: 1-16
Orang–orang pada zaman Postmo cenderung bersifat memegang falsafah relativisme. Tidak ada kebenaran yang mutlak, kata mereka.
Albert Enstein: Dalam Ilmu Alam memang berlaku hukum relativisme. Namun dalam berhubungan dengan Tuhan tidak demikian.
Paus Benedictus XVI: Janganlah kita menjadi korban dari relativisme.
Tantangan-tantangan tersebut adalah:
1. Berhubungan Ekklesiologi
• Banyaknya Perpecahan Gereja, dll
• SKB 2 Menteri – eksistensi ibadah Kristen dipersulit
2. Berhubungan SDM dan Kepemimpinan
• Banyak pemimpin gereja yang stagnan
• Dilain pihak, gerakan ekstrim dari adanya kebangkitan kaum awam, cenderung menjadi “hakim” bagi sesama dan pemimpinnya, bukannya melengkapi kekurangan sesamanya.
3. Berhubungan dengan Kaum Pietis dan Rasional
• Kaum Pietis ingin mengembalikan kekudusan gereja,namun dengan berdasarkan pengalaman pribadi.
• Kaum Rasional, tidak lagi percaya akan otoritas Alkitab sebagai Firman Allah.
4. Berhubungan dengan IPTEK
• Penemuan-penemuan Ilmiah, menuntun sebagian orang menjadi “Superman” dan mereka mengesampingkan Allah.
• IPTEK dijadikan sebagai Tuhan dan Sumber kejahatan.
Solusinya:
Kita semua sebagai kaum profesional yang telah Tuhan Panggil di lingkungan pekerjaan kita (RS, Industri. dll ), gunakanlah anugerah Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita dapat menjadi “Injil yang terbuka” bagi orang-orang disekitar kita.
Taklukkanlah pikiran dan kepandaian kita di bawah kuasa Allah
Bekerja dengan penuh tanggung jawab
Bekerja dengan penuh disiplin dan dedikasi yang tinggi
Bekerja dengan Intergritas
Yang terpenting adalah Mengandalkan Tuhan dalam setiap pekerjaan kita.
I Timotius 4: 1-16
Orang–orang pada zaman Postmo cenderung bersifat memegang falsafah relativisme. Tidak ada kebenaran yang mutlak, kata mereka.
Albert Enstein: Dalam Ilmu Alam memang berlaku hukum relativisme. Namun dalam berhubungan dengan Tuhan tidak demikian.
Paus Benedictus XVI: Janganlah kita menjadi korban dari relativisme.
Tantangan-tantangan tersebut adalah:
1. Berhubungan Ekklesiologi
• Banyaknya Perpecahan Gereja, dll
• SKB 2 Menteri – eksistensi ibadah Kristen dipersulit
2. Berhubungan SDM dan Kepemimpinan
• Banyak pemimpin gereja yang stagnan
• Dilain pihak, gerakan ekstrim dari adanya kebangkitan kaum awam, cenderung menjadi “hakim” bagi sesama dan pemimpinnya, bukannya melengkapi kekurangan sesamanya.
3. Berhubungan dengan Kaum Pietis dan Rasional
• Kaum Pietis ingin mengembalikan kekudusan gereja,namun dengan berdasarkan pengalaman pribadi.
• Kaum Rasional, tidak lagi percaya akan otoritas Alkitab sebagai Firman Allah.
4. Berhubungan dengan IPTEK
• Penemuan-penemuan Ilmiah, menuntun sebagian orang menjadi “Superman” dan mereka mengesampingkan Allah.
• IPTEK dijadikan sebagai Tuhan dan Sumber kejahatan.
Solusinya:
Kita semua sebagai kaum profesional yang telah Tuhan Panggil di lingkungan pekerjaan kita (RS, Industri. dll ), gunakanlah anugerah Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita dapat menjadi “Injil yang terbuka” bagi orang-orang disekitar kita.
Taklukkanlah pikiran dan kepandaian kita di bawah kuasa Allah
Bekerja dengan penuh tanggung jawab
Bekerja dengan penuh disiplin dan dedikasi yang tinggi
Bekerja dengan Intergritas
Yang terpenting adalah Mengandalkan Tuhan dalam setiap pekerjaan kita.
Menerjang Badai
Menerjang Badai
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Matius 14:22-33
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini (ego, eimi / ehye asyer ehye (Ibr) ), jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
3 hal yang Perlu direnungkan sehubungan dengan perkataan Yesus dalam cerita ini.
1. Tuhan mau kita belajar dari pengalaman.
Para Murid lupa akan pengalaman yang terjadi dalam Mat. 8:23-27 (angin ribut yang pertama mereka alami) Ay. 27 mengatakan “Akulah ini” = ego eimi = Akulah Aku = Ehyeh asyer ehyeh ( (Kel. 3:14)
2. Tuhan Mau kita belajar bahwa Dia selalu hadir ketika kita dalam kesulitan (ay.29)
3. Tuhan mau kita belajar untuk percaya sepenuhnya kepada-Nya (ay.31). Dia Maha Kuasa.
Ceritakan Myth Palestina tentang Dewa Air.
Myth / Legenda Palestina mengatakan: Baal (Dewa tertinggi Palestina pernah dikalahkan oleh Dewa air.
Dalam cerita ini, Yesus menaklukkan Kuasa Dewa air.
Aplikasi
Ada banyak Angin sakal / ribut dalam kehidupan kita yang dapat membuat kerdil iman kita;
Entah itu dalam bentuk masalah Ekonomi
Kerja dan usaha
Rumah tangga
Hubungan dengan sesama dll
Namun, disaat-saat seperti demikian ingatlah!
• Pengalaman-pengalaman berjalan dengan Tuhan
• Bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang dekat ‘Immanuel”
• Percayakan hidup kita hanya kepada-Nya (Dia Maha Kuasa)
Sehingga iman dapat bertahan dan kita memperoleh kemenangan bersama Tuhan.
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Matius 14:22-33
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini (ego, eimi / ehye asyer ehye (Ibr) ), jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
3 hal yang Perlu direnungkan sehubungan dengan perkataan Yesus dalam cerita ini.
1. Tuhan mau kita belajar dari pengalaman.
Para Murid lupa akan pengalaman yang terjadi dalam Mat. 8:23-27 (angin ribut yang pertama mereka alami) Ay. 27 mengatakan “Akulah ini” = ego eimi = Akulah Aku = Ehyeh asyer ehyeh ( (Kel. 3:14)
2. Tuhan Mau kita belajar bahwa Dia selalu hadir ketika kita dalam kesulitan (ay.29)
3. Tuhan mau kita belajar untuk percaya sepenuhnya kepada-Nya (ay.31). Dia Maha Kuasa.
Ceritakan Myth Palestina tentang Dewa Air.
Myth / Legenda Palestina mengatakan: Baal (Dewa tertinggi Palestina pernah dikalahkan oleh Dewa air.
Dalam cerita ini, Yesus menaklukkan Kuasa Dewa air.
Aplikasi
Ada banyak Angin sakal / ribut dalam kehidupan kita yang dapat membuat kerdil iman kita;
Entah itu dalam bentuk masalah Ekonomi
Kerja dan usaha
Rumah tangga
Hubungan dengan sesama dll
Namun, disaat-saat seperti demikian ingatlah!
• Pengalaman-pengalaman berjalan dengan Tuhan
• Bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang dekat ‘Immanuel”
• Percayakan hidup kita hanya kepada-Nya (Dia Maha Kuasa)
Sehingga iman dapat bertahan dan kita memperoleh kemenangan bersama Tuhan.
Dapatkah Biji Mangga menjadi Pohon Semangka?
Dapatkah Biji Mangga menjadi Pohon Semangka?
Oleh : Daniel Susanto S.Th
Aku dan teman-temanku adalah sebuah pohon Mangga, kami berasal dari berbagai spesies yang berbeda-beda; ada Mangga Harum Manis, Mangga Golek, Mangga Telor, dll.
Kami diletakkan di sebuah lahan atau tempat, sehingga kami bagaikan satu koloni mangga dari berbagai jenis tanaman mangga. Di koloni itu, aku dapat mengenal banyak teman baik dari spesies yang sama atau dari spesies yang lain. Ada di antara mereka yang sudah mulai menghasilkan buah yang menguning dan mengeluarkan aroma yang khas, maklumlah mereka sudah mulai masak. Ada juga yang buahnya dalam proses pematangan seperti aku dan bahkan ada yang baru mulai berbentuk memiliki kembang buah mangga.
Tetapi, ada juga beberapa koloni tanaman lain yang ada dalam lahan dimana kami tumbuh. Itulah tempat dimana para buah Semangka tinggal dan tumbuh.
Satu saat, ada sebuah pohon Semangka yang memboikot. Konon tindakan memboikotnya disebabkan karena dia merasa pupuk dan nutrisi yang dia dapat tidak sama dengan nutrisi yang kami terima dari Petani buah yang menanam kami. Sehingga si Semangka itu menunjukkan ciri-ciri tidak akan menghasilkan buah pada musim berikutnya.
Akhirnya para pekerja yang ada dalam kebun itu hampir kehabisan akal. Bagaimana tidak? Karena ketika si Semangka ini dicoba untuk di ajak berdialog, dia selalu menghindar bersembunyi di antara dedaunan yang ada.
Terpaksa diusulkan agar dicari sebuah tanaman yang dapat menggantikan fungsi si Semangka Pemboikot itu oleh para Pekerja Kebun.
Hari terus berlalu dan waktu untuk Semangka berbuahpun tiba. Namun karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda yang kooperarif, sekalipun ternyata pupuk dan nutrisi yang dia terima sama dengan kami, maka ada sebuah pohon yang ditunjuk oleh Pekerja Kebun itu untuk menggantikannya.
Pohon itu adalah Aku, sebuah spesies pohon Mangga. Sebuah spesies Mangga, diminta untuk berbuah Semangka
Tentu saja ini mengagetkan aku dan juga beberapa teman pohon Mangga yang sangat akrab dengan aku. Pikirku, manakah mungkin sebuah pohon Mangga menghasilkan buah Semangka. Aku memang harus menghasilkan buah, tapi itu bukanlah buah Semangka. Tetapi buah Mangga!
Kalau untuk menjadi fungsi yang lain, aku dapat melakukannya. Aku akan membantu mengurangi polusi udara, aku juga akan menjadi tempat berteduh bagi orang yang merasa kepanasan, aku akan membantu tanah untuk menampung air hujan yang turun ke bumi. Asalkan jangan paksa aku menghasilkan buah Semangka, karena aku adalah Pohon Mangga.
Kalau Tuhan yang merubah biji Mangga menjadi pohon Semangka, pasti bisa!
Tapi kalau manusia yang memaksakannya, tidak akan mungkin! Itu konyol!
Kalau dengan rekayasa genetik, barangkali bisa dan butuh waktu lama, tapi kalau lagi ingin makan buah Semangka saat ini juga, untuk apa bersusah payah membuat eksperimen biji Mangga diubah gennya jadi Semangka, cari saja orang yang jual buah Semangka. Pasti ada pasar atau toko yang jual!
Alasan Klise, untuk mengasah otak atau agar hal-hal baru tercipta………mmmmmmmmm gak banget deh………
Biji Mangga akan menjadi pohon Mangga dan berbuah Mangga. Memaksakan biji Mangga menjadi pohon Semangka dan berbuah Semangka akan mematikan biji Mangga itu dan tidak akan ada hasilnya, baik pohon Mangga atau pohon Semangka!!!!!!!!!
Seperti seorang Bijak yang memberi beberapa nasehat bijaknya demikian:
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati
.... tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Oleh : Daniel Susanto S.Th
Aku dan teman-temanku adalah sebuah pohon Mangga, kami berasal dari berbagai spesies yang berbeda-beda; ada Mangga Harum Manis, Mangga Golek, Mangga Telor, dll.
Kami diletakkan di sebuah lahan atau tempat, sehingga kami bagaikan satu koloni mangga dari berbagai jenis tanaman mangga. Di koloni itu, aku dapat mengenal banyak teman baik dari spesies yang sama atau dari spesies yang lain. Ada di antara mereka yang sudah mulai menghasilkan buah yang menguning dan mengeluarkan aroma yang khas, maklumlah mereka sudah mulai masak. Ada juga yang buahnya dalam proses pematangan seperti aku dan bahkan ada yang baru mulai berbentuk memiliki kembang buah mangga.
Tetapi, ada juga beberapa koloni tanaman lain yang ada dalam lahan dimana kami tumbuh. Itulah tempat dimana para buah Semangka tinggal dan tumbuh.
Satu saat, ada sebuah pohon Semangka yang memboikot. Konon tindakan memboikotnya disebabkan karena dia merasa pupuk dan nutrisi yang dia dapat tidak sama dengan nutrisi yang kami terima dari Petani buah yang menanam kami. Sehingga si Semangka itu menunjukkan ciri-ciri tidak akan menghasilkan buah pada musim berikutnya.
Akhirnya para pekerja yang ada dalam kebun itu hampir kehabisan akal. Bagaimana tidak? Karena ketika si Semangka ini dicoba untuk di ajak berdialog, dia selalu menghindar bersembunyi di antara dedaunan yang ada.
Terpaksa diusulkan agar dicari sebuah tanaman yang dapat menggantikan fungsi si Semangka Pemboikot itu oleh para Pekerja Kebun.
Hari terus berlalu dan waktu untuk Semangka berbuahpun tiba. Namun karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda yang kooperarif, sekalipun ternyata pupuk dan nutrisi yang dia terima sama dengan kami, maka ada sebuah pohon yang ditunjuk oleh Pekerja Kebun itu untuk menggantikannya.
Pohon itu adalah Aku, sebuah spesies pohon Mangga. Sebuah spesies Mangga, diminta untuk berbuah Semangka
Tentu saja ini mengagetkan aku dan juga beberapa teman pohon Mangga yang sangat akrab dengan aku. Pikirku, manakah mungkin sebuah pohon Mangga menghasilkan buah Semangka. Aku memang harus menghasilkan buah, tapi itu bukanlah buah Semangka. Tetapi buah Mangga!
Kalau untuk menjadi fungsi yang lain, aku dapat melakukannya. Aku akan membantu mengurangi polusi udara, aku juga akan menjadi tempat berteduh bagi orang yang merasa kepanasan, aku akan membantu tanah untuk menampung air hujan yang turun ke bumi. Asalkan jangan paksa aku menghasilkan buah Semangka, karena aku adalah Pohon Mangga.
Kalau Tuhan yang merubah biji Mangga menjadi pohon Semangka, pasti bisa!
Tapi kalau manusia yang memaksakannya, tidak akan mungkin! Itu konyol!
Kalau dengan rekayasa genetik, barangkali bisa dan butuh waktu lama, tapi kalau lagi ingin makan buah Semangka saat ini juga, untuk apa bersusah payah membuat eksperimen biji Mangga diubah gennya jadi Semangka, cari saja orang yang jual buah Semangka. Pasti ada pasar atau toko yang jual!
Alasan Klise, untuk mengasah otak atau agar hal-hal baru tercipta………mmmmmmmmm gak banget deh………
Biji Mangga akan menjadi pohon Mangga dan berbuah Mangga. Memaksakan biji Mangga menjadi pohon Semangka dan berbuah Semangka akan mematikan biji Mangga itu dan tidak akan ada hasilnya, baik pohon Mangga atau pohon Semangka!!!!!!!!!
Seperti seorang Bijak yang memberi beberapa nasehat bijaknya demikian:
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati
.... tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Berkorban Sebagai tindakan Iman
Berkorban Sebagai tindakan Iman
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Ibr. 11 : 3, 6b
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. (ay.3)…. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (ay. 6b)
Kata “Beriman” dan “Berkorban” tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak ada orang yang sungguh-sungguh beriman tanpa ia berkorban dan seseorang menjadi mau berkorban karena ia beriman.
Hari ini, kita akan belajar mengenai hal tsb, melalui Kitab Ibrani. Kitab Ibrani ditulis untuk menyatakan tentang keutamaan Kristus bagi mereka yang ingin mengembalikan Kekristenan kepada legalisme Yudais. Penulis kitab Ibrani mengingatkan kepada para “pendengarnya” ( jelaskan mengapa para pendengar ). Melalui pengorbanan para Patriakh dan Nabi Israel yang juga telah berkorban karena imannya.
Sepanjang sejarah “Keselamatan” atau “sejarah para tokoh iman,” tidak ada satupun dari mereka yang terluput dari “berkorban” karena iman mereka.
Korban yang mereka persembahkan adalah: Rasio – Intelektual, Waktu, Tenaga, Perasaaan, Materi – Kedudukan, Bahkan Nyawa mereka.
Namun pada malam hari ini kita hanya akan melihat satu dari bentuk pengorbanan karena iman tersebut; Pengorbanan Ratio – Intelektual.
Tetapi perlu digarisbawahi, saya tidak bermaksud membuat jemaat menjadi orang-orang yang irasional – anti intelektual. Alkitab mengatakan kita harus mengasihi Allah dengan segenap akal budi. Dan di dalam mewujudnyatakan Keluarga Unggul, seperti Visi yang telah Tuhan berikan kepada Pastor. Salah satu hal yang terkandung didalamnya adalah kita harus menjadi cerdas, khususnya cerdas mengenai Firman Tuhan.
Alasan saya mengapa mengajak kita merenungkan tentang mengorbankan rasio kita adalah karena saya merasa jika rasio kita, telah kita taklukkan di dalam kebesaran Tuhan, maka ketika suatu saat kita dituntut untuk mengorbankan hal-hal yang lain; waktu, tenaga-perasaan, kedudukan bahkan nyawa kita, tentunya kita akan selalu siap memberikannya bagi kemuliaan Tuhan.
Peter Kreeft & Ronald K. Tacelli mengatakan:
Oleh karena Allah menciptakan Keberadaan kita, maka kita berhutang kepada Allah untuk segala sesuatu. Tidak ada satupun yang menjadi milik kita – baik waktu, uang ataupun rasio kita.
Korban : Rasio – Intelektual (Ibr. 11:3, 6)
Dalam Ilmu Biologi ada dua aliran ; abiogenesis dan biogenesis. aliran abiogenesis mengembangkan pemikiran tentang “Generatione Spontane” mereka mengatakan bahwa mahluk hidup ini terjadi dengan sendirinya........dari aliran biogenesis, kita mendapat istilah “Omne Vivum Ex Vivo, Omne Ovum Ex Vivo.” (mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lain). Generasi berikut dari aliran abiogenesis inilah kemudian mengembangkan sebuah teori evolusi.
Bagi sebagian ilmuwan juga mengatakan tentang
“kekekalan zat” dan dalam sebuah zat terdapat energi yang kekal? Lalu bagaimana dengan keadaan saat ini, semua belahan dunia mengalami krisis energi. Oleh karena itu kita tidak ingin menyebut Allah kita sebagai suatu zat. Sebab zat bersifat tidak kekal. Tapi Allah adalah Roh yang ber-Pribadi yang hidup dan memberi hidup. Itulah Kesaksian dari Firman Allah (Alkitab).
Tadi sempat disinggung; Ketika kita dapat menyerahkan rasio kita sebagi korban kepada Allah, maka kita pun dapat mempersembahkan hal selanjutnya, seperti yang para tokoh iman lakukan:
Waktu (Ibr. 11: 5-7)
Henokh, seluruh waktu hidupnya bagi Tuhan
Nuh, waktunya dipersiapkan utk membangun
Bahtera
Abraham, menantikan janji keturunan dgn waktu
yang sangat lama
Tenaga – Perasaan (Ibr. 11:7 - 11)
Nuh, diejek oleh orang-orang yang hidup dizamannya
Sarah dan Abraham, sarah diejek oleh Hagar, Abraham diuji ketika Ishak harus dikorbankan
Ayub, diejek oleh teman-temannya
Musa, diejek oleh bangsanya
Bahkan Tuhan Yesus diejek dan ditinggalkan muridNya ketika peristiwa salib
Materi – Kedudukan (Ibr. 11: 24 – 27)
Musa, meninggalkan Mahkota Mesir demi bangsanya
Tuhan Yesus, menjelma manusia
Bahkan, Nyawa (Ibr. 11:32 – 40) ….
Aplikasi.
Jika saat ini, di antara kita ada yang sedang diperhadapkan dengan sebuah masalah, dan menurut pemahaman kita, tidak masuk akal. Serahkanlah segala pemikiran dan rasio kita kepada Tuhan Yesus.
Apapun masalah saudara, barangkali ada yang menantikan janji Allah dan sampai saat ini belum tergenapi. Pikiran saudara mulai menganggu dan iman saudara mulai bimbang… datanglah kepada Tuhan dengan menyerahkan setiap yang anda pikirkan kepada-Nya.
Mungkin ada diantara kita juga, ada yang telah melakukan hal yang terbaik untuk, keluarga, dan orang lain. Namun anda masih dituntut lebih banyak lagi. Sehingga perasaan anda terluka. Datanglah kepada Tuhan saat ini.
Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:
Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (ay.13)
Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (ay.39)
Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. (ay. 40)
Apakah janji tersebut: Tanah Perjanjian Sorgawi ! Mereka belum melihatnya. Bahkan dalam penantian janji itu, ajal mendahului mereka. Namun iman mereka tidak gugur.
Penutup.
Oleh karena itu, sekali lagi saya mengajak kita semua untuk datang kepada dia, bawalah korban kita saat ini; rasio, waktu, perasaan dll di dalam doa yang kita naikkan Kepada Tuhan sebagai perwujudan iman kita kepada-Nya. Amin…..
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Ibr. 11 : 3, 6b
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. (ay.3)…. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (ay. 6b)
Kata “Beriman” dan “Berkorban” tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak ada orang yang sungguh-sungguh beriman tanpa ia berkorban dan seseorang menjadi mau berkorban karena ia beriman.
Hari ini, kita akan belajar mengenai hal tsb, melalui Kitab Ibrani. Kitab Ibrani ditulis untuk menyatakan tentang keutamaan Kristus bagi mereka yang ingin mengembalikan Kekristenan kepada legalisme Yudais. Penulis kitab Ibrani mengingatkan kepada para “pendengarnya” ( jelaskan mengapa para pendengar ). Melalui pengorbanan para Patriakh dan Nabi Israel yang juga telah berkorban karena imannya.
Sepanjang sejarah “Keselamatan” atau “sejarah para tokoh iman,” tidak ada satupun dari mereka yang terluput dari “berkorban” karena iman mereka.
Korban yang mereka persembahkan adalah: Rasio – Intelektual, Waktu, Tenaga, Perasaaan, Materi – Kedudukan, Bahkan Nyawa mereka.
Namun pada malam hari ini kita hanya akan melihat satu dari bentuk pengorbanan karena iman tersebut; Pengorbanan Ratio – Intelektual.
Tetapi perlu digarisbawahi, saya tidak bermaksud membuat jemaat menjadi orang-orang yang irasional – anti intelektual. Alkitab mengatakan kita harus mengasihi Allah dengan segenap akal budi. Dan di dalam mewujudnyatakan Keluarga Unggul, seperti Visi yang telah Tuhan berikan kepada Pastor. Salah satu hal yang terkandung didalamnya adalah kita harus menjadi cerdas, khususnya cerdas mengenai Firman Tuhan.
Alasan saya mengapa mengajak kita merenungkan tentang mengorbankan rasio kita adalah karena saya merasa jika rasio kita, telah kita taklukkan di dalam kebesaran Tuhan, maka ketika suatu saat kita dituntut untuk mengorbankan hal-hal yang lain; waktu, tenaga-perasaan, kedudukan bahkan nyawa kita, tentunya kita akan selalu siap memberikannya bagi kemuliaan Tuhan.
Peter Kreeft & Ronald K. Tacelli mengatakan:
Oleh karena Allah menciptakan Keberadaan kita, maka kita berhutang kepada Allah untuk segala sesuatu. Tidak ada satupun yang menjadi milik kita – baik waktu, uang ataupun rasio kita.
Korban : Rasio – Intelektual (Ibr. 11:3, 6)
Dalam Ilmu Biologi ada dua aliran ; abiogenesis dan biogenesis. aliran abiogenesis mengembangkan pemikiran tentang “Generatione Spontane” mereka mengatakan bahwa mahluk hidup ini terjadi dengan sendirinya........dari aliran biogenesis, kita mendapat istilah “Omne Vivum Ex Vivo, Omne Ovum Ex Vivo.” (mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lain). Generasi berikut dari aliran abiogenesis inilah kemudian mengembangkan sebuah teori evolusi.
Bagi sebagian ilmuwan juga mengatakan tentang
“kekekalan zat” dan dalam sebuah zat terdapat energi yang kekal? Lalu bagaimana dengan keadaan saat ini, semua belahan dunia mengalami krisis energi. Oleh karena itu kita tidak ingin menyebut Allah kita sebagai suatu zat. Sebab zat bersifat tidak kekal. Tapi Allah adalah Roh yang ber-Pribadi yang hidup dan memberi hidup. Itulah Kesaksian dari Firman Allah (Alkitab).
Tadi sempat disinggung; Ketika kita dapat menyerahkan rasio kita sebagi korban kepada Allah, maka kita pun dapat mempersembahkan hal selanjutnya, seperti yang para tokoh iman lakukan:
Waktu (Ibr. 11: 5-7)
Henokh, seluruh waktu hidupnya bagi Tuhan
Nuh, waktunya dipersiapkan utk membangun
Bahtera
Abraham, menantikan janji keturunan dgn waktu
yang sangat lama
Tenaga – Perasaan (Ibr. 11:7 - 11)
Nuh, diejek oleh orang-orang yang hidup dizamannya
Sarah dan Abraham, sarah diejek oleh Hagar, Abraham diuji ketika Ishak harus dikorbankan
Ayub, diejek oleh teman-temannya
Musa, diejek oleh bangsanya
Bahkan Tuhan Yesus diejek dan ditinggalkan muridNya ketika peristiwa salib
Materi – Kedudukan (Ibr. 11: 24 – 27)
Musa, meninggalkan Mahkota Mesir demi bangsanya
Tuhan Yesus, menjelma manusia
Bahkan, Nyawa (Ibr. 11:32 – 40) ….
Aplikasi.
Jika saat ini, di antara kita ada yang sedang diperhadapkan dengan sebuah masalah, dan menurut pemahaman kita, tidak masuk akal. Serahkanlah segala pemikiran dan rasio kita kepada Tuhan Yesus.
Apapun masalah saudara, barangkali ada yang menantikan janji Allah dan sampai saat ini belum tergenapi. Pikiran saudara mulai menganggu dan iman saudara mulai bimbang… datanglah kepada Tuhan dengan menyerahkan setiap yang anda pikirkan kepada-Nya.
Mungkin ada diantara kita juga, ada yang telah melakukan hal yang terbaik untuk, keluarga, dan orang lain. Namun anda masih dituntut lebih banyak lagi. Sehingga perasaan anda terluka. Datanglah kepada Tuhan saat ini.
Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:
Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (ay.13)
Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (ay.39)
Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. (ay. 40)
Apakah janji tersebut: Tanah Perjanjian Sorgawi ! Mereka belum melihatnya. Bahkan dalam penantian janji itu, ajal mendahului mereka. Namun iman mereka tidak gugur.
Penutup.
Oleh karena itu, sekali lagi saya mengajak kita semua untuk datang kepada dia, bawalah korban kita saat ini; rasio, waktu, perasaan dll di dalam doa yang kita naikkan Kepada Tuhan sebagai perwujudan iman kita kepada-Nya. Amin…..
Dari (Stadion) Olah Raga Hingga (Gedung DPR/ D) Panggung Politik, Adakah Sportifitas?
Dari (Stadion) Olah Raga Hingga (Gedung DPR/ D) Panggung Politik, Adakah Sportifitas?
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Olah Raga, khususnya Sepak Bola sangatlah di minati oleh semua lapisan masyarakat; tua – muda, laki-laki – perempuan, golongan menengah ke atas – golongan menengah ke bawah.
Ketika sebuah pertandingan digelar, maka para supporter dari segala penjuru datang berduyun-duyun untuk memberi dukungan kepada timnya. Setiap orang atau kelompok pasti memiliki idolanya masing-masing. Dengan berbagai macam dan model aksesoris yang dikenakannya, mereka seakan tidak kenal lelah berteriak, berjingkrak ketika tim yang didukungnya sedang berlaga di tengah lapangan.
Patut disayangkan dari sikap para supporter Indonesia yang sarat dengan kebiasaan anarkisnya, sebuah sikap yang dipicu akibat ketidak-sportifan, baik supporter itu sendiri ataupun para pemain dan juga wasit jika salah satu tim yang didukungnya kalah. .
Hal serupa bahkan juga terjadi di dalam kehidupan politik Indonesia. Politik Indonesia jika diperhatikan mirip dengan dunia olah raga kita. Ketika pemilihan kepala Daerah saja misalnya. Kampanye digelar dan rombongan para pendukung dengan berbagai aksesoris serta kostum-kostum mereka, meneriakkan yel-yel kepada Sang Calon Pemimpin Daerahnya. Dari kubu oposisipun melakukan hal yang serupa, mereka tidak mau kalah seru dengan lawannya.
Tibalah, waktu pemungutan yang segera disusul penghitungan suara dan menyatakan hasil dari pemilihan tersebut. Apa yang terjadi? Ternyata keributan terjadi. Orang-orang yang telah berkorban, keringat, teriakan yel-yel, waktu untuk kampanye, bahkan uang barangkali, terkejut melihat dan mendengar hasil dari quick count. Mereka tidak terima dengan hasil pemilihan tersebut. Prediksipun mulai mereka cari, apakah ada kecurangan yang dilakukan oleh KPUD selaku wasit, atau sebab lain. Tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi kenyataannya Calon yang didukung telah kalah!
Mirip bukan antara Sepak Bola dengan Politik kita?! Sampai kapankah keadaan dan sikap kurang sportif ini bergaul erat dengan masyarakat dalam dunia olah raga dan politik kita?
Adalah menjadi PR kita bersama sebagai warga negara yang diam di negeri ini, baik dalam doa dan usaha menciptakan alam politik yang sehat dan sportif. Sehingga, alam politik dan juga olah raga kita menjadi semakin dapat mempertebal sikap sportifitas yang dewasa dalam kehidupannya.
Martin Luther:
ORA EST LABORA = Sembahyang / Berdoa adalah Berkerja / Berusaha
Celakalah negeri yang rajanya muda belia, dan para pembesarnya semalam suntuk berpesta pora.
Mujurlah negeri yang rajanya berwibawa, yang pembesarnya makan pada waktunya, tak suka mabuk dan pandai menahan dirinya.
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Selamat menyambut Pesta Demokrasi 2009!!!!!!!!!
Oleh: Daniel Susanto S.Th
Olah Raga, khususnya Sepak Bola sangatlah di minati oleh semua lapisan masyarakat; tua – muda, laki-laki – perempuan, golongan menengah ke atas – golongan menengah ke bawah.
Ketika sebuah pertandingan digelar, maka para supporter dari segala penjuru datang berduyun-duyun untuk memberi dukungan kepada timnya. Setiap orang atau kelompok pasti memiliki idolanya masing-masing. Dengan berbagai macam dan model aksesoris yang dikenakannya, mereka seakan tidak kenal lelah berteriak, berjingkrak ketika tim yang didukungnya sedang berlaga di tengah lapangan.
Patut disayangkan dari sikap para supporter Indonesia yang sarat dengan kebiasaan anarkisnya, sebuah sikap yang dipicu akibat ketidak-sportifan, baik supporter itu sendiri ataupun para pemain dan juga wasit jika salah satu tim yang didukungnya kalah. .
Hal serupa bahkan juga terjadi di dalam kehidupan politik Indonesia. Politik Indonesia jika diperhatikan mirip dengan dunia olah raga kita. Ketika pemilihan kepala Daerah saja misalnya. Kampanye digelar dan rombongan para pendukung dengan berbagai aksesoris serta kostum-kostum mereka, meneriakkan yel-yel kepada Sang Calon Pemimpin Daerahnya. Dari kubu oposisipun melakukan hal yang serupa, mereka tidak mau kalah seru dengan lawannya.
Tibalah, waktu pemungutan yang segera disusul penghitungan suara dan menyatakan hasil dari pemilihan tersebut. Apa yang terjadi? Ternyata keributan terjadi. Orang-orang yang telah berkorban, keringat, teriakan yel-yel, waktu untuk kampanye, bahkan uang barangkali, terkejut melihat dan mendengar hasil dari quick count. Mereka tidak terima dengan hasil pemilihan tersebut. Prediksipun mulai mereka cari, apakah ada kecurangan yang dilakukan oleh KPUD selaku wasit, atau sebab lain. Tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi kenyataannya Calon yang didukung telah kalah!
Mirip bukan antara Sepak Bola dengan Politik kita?! Sampai kapankah keadaan dan sikap kurang sportif ini bergaul erat dengan masyarakat dalam dunia olah raga dan politik kita?
Adalah menjadi PR kita bersama sebagai warga negara yang diam di negeri ini, baik dalam doa dan usaha menciptakan alam politik yang sehat dan sportif. Sehingga, alam politik dan juga olah raga kita menjadi semakin dapat mempertebal sikap sportifitas yang dewasa dalam kehidupannya.
Martin Luther:
ORA EST LABORA = Sembahyang / Berdoa adalah Berkerja / Berusaha
Celakalah negeri yang rajanya muda belia, dan para pembesarnya semalam suntuk berpesta pora.
Mujurlah negeri yang rajanya berwibawa, yang pembesarnya makan pada waktunya, tak suka mabuk dan pandai menahan dirinya.
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Selamat menyambut Pesta Demokrasi 2009!!!!!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)